Jumat, 06 Juli 2012

Misteri Lagu Bohemian Rhapsody


Bicara tentang seni membuat lagu, setiap penulis/pencipta lagu pastinya mempunyai makna tersendiri baik dari segi lirik dan setiap frasenya bahkan sampai kunci nada serta struktur chordnya.

Menurut pengamatan banyak yang mengatakan bahwa lagu Bohemian Rhapsody mempunyai banyak misteri. Berasal dari album Queen yang berjudul “A Night At The Opera” yang diproduseri Roy Thomas Baker pada tahun 1975. Lagu ini dikarang oleh Freddie Mercury sang vokalis Queen sendiri. So, ada misteri apa sih dibalik lagu Bohemian Rhapsody ini? Check this out!!

Freddie Mercury adalah penulis lagu dengan menggunakan kunci-kunci aneh. Nada dasar cepat berubah dan mempunyai struktur chord yang susah dimainkan dan dinyanyikan, demikian halnya pada lagu Bohemian Rhapsody. Dari E flat Mayor ke F Minor kemudian ke A Mayor dst. Lagu yang dimulai acappella dengan pertanyaan : “Is this the real life – Is this just fantasy” dan diakhiri dengan dengan suara gong itu memang cukup unik, sehingga tidak heran bila hampir semua penggemar musik pasti kenal lagu ini.

Selain terletak pada keindahan partitur, piano, suara Freddie, Guitar May atau koor-nya, Bohemian Rhapsody menjadi sangat menarik lantaran lirik lagunya yang mengundang sejuta misteri sejalan dengan kepergian si pencipta. Bohemian Rhapsody sangat complicated, dan menimbulkan banyak perdebatan makna lagu.

Freddie berbeda dengan personil Queen lainnya yang senang bercerita bagaimana proses kreatif atau inspirasi sebuah lagu ditulis. Freddie selalu mengelak apabila ditanya tentang bagaimana makna lagu ciptaannya atau bagaimana inspirasinya timbul. Freddie sangat membenci terhadap banyak analisa dalam materinya, ia lebih menyukai dan memberi kebebebasan kepada penikmatnya untuk membangun penafsiran mereka sendiri.

Perekaman Bohemian Rhapsody dilakukan selama 3 minggu, mulai pada tanggal 24 Agustus 1975, di Rockfield Studio 1 dekat Monmouth di Inggris. Untuk menghasilkan sebuah Maha Karya, Queen menggunakan beberapa alat Fender Precision Electric Bass, Red Special electric guitar, Ludwig Drums, timpani dan sebuah Paiste Gong. Freddy sendiri menggunakan sebuah Bechstein “Concert” Grand Piano, yang digunakannya juga saat promosi video dan konser Tour Bohemian Rhapsody di UK.

Pembuatan koor pada lagu Bohemian Rhapsody yang terdiri dari 180 (note : ada yang menyebut 120) vokal latar itu direkam secara marathon di mesin rekaman 24 trek dengan vokal anggota Queen selama satu minggu. Ini merupakan salah satu unsur keunikan Bohemian Rhapsody yang memadukan berbagai unsur musik klasik salah satunya yaitu opera.

Freddie sangat pesimis dengan lagu yang berdurasi 5 menit 55 detik ini, karena terlalu panjang. Bagaimana lagu ini bisa sangat hits? Awalnya Freedie hanya meng-copy untuk seorang temannya DJ radio di London, Kenny Everet. Freddie mengatakan pada Kenny, bahwa lagu itu diberikan secara pribadi dan tak boleh diputar di radio atau untuk umum. Tapi Kenny justru nekad memutar lagu itu di radionya, hingga empat belas kali dalam hari yang sama. Sejak saat itu, seluruh stasiun radio besar memutar secara utuh lagu itu dan, Bohemian Rhapsody menjadi hit dan menggemparkan Inggris pada masa itu, serta menempati tangga nomer satu selama sembilan minggu. Bahkan hingga sekarang menjadi Magnum Opus yang sangat legendaris.

Kemisteriusan Magnum Opus Bohemian Rhapsody menimbulkan banyak perbedaan pendapat mengenai maknanya, diantaranya :

* Bahwa Bohemian Rhapsody adalah lagu yang menceritakan seseorang miskin (I am just a poor boy) yang tertekan yang kemudian membunuh seseorang (Mama..just killed a man, Put a gun against his head, Pulled my trigger, now his dead). Dan dia harus mempertanggung-jawabkan perbuatannya. Kemudian dia meminta (atau dimintakan?) pengampunan karena alasan latar belakangnya yang miskin. Bahwa hanya Tuhan yang semestinya menghukumnya, bukan masyarakat. Dia kemudian mencoba membantahnya bahwa dia telah membunuh seseorang, dengan istilah jalanannya : “menari” (will you do a fandango). Dan menanamkan setan dalam dirinya sebagai alasan lain (Beezelbub). Namun nampaknya dia tidak memperoleh kemudahan. Bahkan timbul konflik batin, karena bagaimanapun dia tidak boleh lepas dari kenyataan (no escape from reality) dan harus mempertanggung-jawabkan perbuatannya.

* Bahwa Bohemian Rhapsody adalah lagu yang menceritakan kenyataan atau ramalan kehidupan Freddie Mercury. Bahwa “just killed a man” dalam lirik tersebut bisa diartikan bahwa dia membunuh orang lain, atau membunuh dirinya sendiri. Ingat bahwa Freddie seorang homoseksual yang pada masa itu (era tahun 70-an) dapat dihukum mati, atau ramalan terhadap penyakitnya yang kelak menyebabkan kematian tragisnya.

* Bahwa Bohemian Rhapsody adalah lagu yang menceritakan seseorang miskin (I am just a poor boy) yang akan dihukum gantung (Open your eyes Look up to the skies and see) untuk mempertanggung-jawabkan perbuatannya karena membunuh (just killed a man, Put a gun against his head, Pulled my trigger, now his dead). Tapi dia tidak ingin dikasihani (i need no sympathy). Dan kemudian dia membaca mantra agar diloloskan dari hukumannya. Semua dia mintai pertolongan….., mulai kepada Allah (Bismillah) sampai kepada Setan (Beezelbub).

Lo tentu bebas pula mengapresiasikan makna lagu Bohemian Rhapsody. Berjuta apresiasi akan bermunculan, namun yang pasti May-Deacon-Taylor pasti akan tetap bungkam, berlindung di belakang kematian Freddie. Karena, sebagaimana lukisan Monalisa – Leonardo Da Vinci, maka Bohemian Rhapsody ini akan tetap menarik menjadi misteri kehidupan sejalan dengan kepergian si pencipta.

*Diambil dan dirangkum dari artikel yang mempunyai banyak sumber
The other of my source: http://on.fb.me/L4MF4c

Kamis, 05 Juli 2012

Solidaritas dan Musisi


"Bukan Sekedar Bermusik, Tetapi Musisi Juga Punya Hati"

Sebuah tajuk yang ingin saya kupas dalam bentuk solidaritas dunia musik dan musisinya.

Tidak sedikit masyarakat yang mencap para musisi hanya mengenal drugs, alkohol, seks bebas, penghasilan tidak jelas, urakan dan lain sebagainya.

Tapi, sadarkah diantara para musisi juga mempunyai solidaritas yang sangat tinggi? Baik solidaritas antar profesi, generasi, aliran, komunitas dan sebagainya. Berikut beberapa solidaritas yang berhasil dirangkum dalam beberapa tahun ini.

1. Erix, vokalis/bassist Endank Soekamti yang tidak sengaja mencetuskan “Konser Solidaritas Musisi Yogya Untuk Korban Merapi” 2011 lalu, dihujani dukungan dan direalisasikan hingga berjalan dengan sukses.


 2. 24 April 2011, “Underground United Benefit Event For Ucok” yang membuktikan bahwa underground scene tak hanya bernyali tapi juga punya hati, tujuan dari acara ini tentunya untuk menggalang dana demi biaya operasi Ucok ‘Ngantuk’ dari Divine (salah satu band Thrash Metal asal Jakarta) yang di diagnose menderita tumor di kepala.


3. “Dari Musisi Untuk Musisi: Solidaritas Untuk Donny Fattah,” yang diadakan di Rollingstone CafĂ© Jakarta dan ditayangkan Live di acara Radioshow TV ONE, Februari 2012 lalu. Di banjiri musisi-musisi rock antar generasi seperti Iwan Fals, Ariyo Wahab, Ridho & Abdee Slank, Geisha, Gigi, dan juga Oppie Andaresta. JSOP Band, beranggotakan beberapa mantan personel God Bless yaitu Jockie Suryoprayogo pada keyboard, Teddy Sudjaya pada drum, dan Eet Sjahranie pada gitar. Dengan dibantu gitaris Padi, Piyu dan bassist Edane, Daeng Oktav, mereka tampil membawakan lagu–lagu God Bless dengan beberapa vokalis secara bergantian, diantaranya Bagus Netral dan Ervin Edane. Bukti bahwa solidaritas musisi antar generasi dan aliran mampu bersatu dan berupaya menggalang dana untuk pengobatan musisi senior Donny Fatah, bassist band rock legendaris Indonesia, God Bless, yang sedang terbaring sakit akibat serangan jantung pada akhir bulan Januari lalu.


4. Gerakan 1000 Gitar Untuk Anak Indonesia adalah sebuah gerakan sosial yang berbentuk pembagian 1000 buah gitar akustik kepada anak-anak kurang mampu dari berbagai usia, suku, ras, dan agama.

Salah satu bentuk solidaritas antara musisi dan anak-anak kurang mampu yang ada di Indonesia. Pongki Barata, salah satu pendukung gerakan ini mengusulkan untuk membuat album gitar sebagai salah satu media untuk mendokumentasikan gerakan ini sekaligus menggalang dana. Pongki Barata lalu mengumpulkan sejumlah gitaris lain, antara lain Baim, Dewa Budjana, Piyu, Cella Kotak, Baron dan masih banyak lagi untuk mulai menggarap album tersebut. Semua yang terlibat dalam proyek ini tidak ada satu pun yang dibayar.


Gerakan ini terbuka untuk semua orang atau pihak yang memiliki visi sama dan ingin ikut terlibat di dalamnya, baik dari sisi moral, finansial maupun pendistribusian. Baik itu NGO, maupun yayasan, atau juga sesederhana individual yang ingin menyumbang, akan diolah untuk kemudian didistribusikan kepada anak-anak Indonesia yang kurang mampu.


Solidaritas adalah milik kita semua, termasuk kami para musisi!

The other of my source: Solidaritas dan Musisi (Krosboi Page)